Peran Guru dalam Kegiatan Bermain (implementasi permainan)
Bermain merupakan upaya bagi anak untuk mengungkapkan hasil pemikiran dan perasaan serta cara anak menjelajah lingkungannya. Bermain juga membantu anak untuk menjalin hubungan soial antar anak. Ketika anak mulai masuk ke suatu lembaga pendidikan prasekolah (TK/RA), anak-anak harus mulai bisa menempatkan diri pada posisi yang tepat, karena dalam beberapa hal kegiatan bermain di sekolah berbeda dengan kegiatan bermain di rumah. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Kegiatan Bermain di Sekolah | Kegiatan Bermain di Rumah |
Memiliki kesempatan bermain dalam kelompok yang lebih besar | Kesempatan bermain dengan kelompok yang lebih kecil |
Alat permainan lebih banyak dan beragam, misalnya jumalh balok lebih banyak, dll | Alat permainan terbatas dan jumlahnya tidak banyak |
Jenis/macam permainan lebih beragam | Jenis/macam permainan lebih sedikit |
Anak harus belajar belajar berbagi dengan teman-temannya | Anak dapat menguasai permainannya sendiri tanpa harus berbagi dengan teman |
Waktu untuk bermain terbatas karena waktu anak berada di sekolah hanya beberapa jam | Waktu untuk bermain lebih bebas dan fleksibel sesuai dengan keinginan anak. |
Setiap permainan memiliki kesepakatan/aturan bersama yang harus dipatuhi anak-anak | Aturan permainan bebas ditentukan oleh anak sendiri |
Tabel 1. Perbedaan Bermain di Sekolah dan di Rumah
Sebelum menjelaskan bagaimana guru mengelola pembelajaran melalui permainan, dibawah ini akan ditampilkan tabel Tingkat Perkembangan Bermain Sosial yang dikemukakan oleh Parten dalam Montolalu (2008:2.19) yang menjelaskan tentang 6 tahapan perkembangan bermain pada anak:
No | Nama Tahapan | Kegiatan Bermain |
1 | Unoccupied | Mengamati kegiatan orang lain. Bermain dengan tubuhnya, naik turun tangga, berjalan kesana kemari tanpa tujuan bila tidak ada yang menarik perhatian dirinya. |
2 | Unlookers (berperilaku seperti penonton/pengamat) | Mengamati, bertanya dan berbicara dengan anak lain, tetapi tidak ikut bermain. Berdiri dari kejauhan untuk melihat dan mendengarkan anak-anak lain bermain dan bercakap-cakap |
3 | Bermain Solitaire (bermain sendiri) | Bermain sendiri dan tidak terlibat dengan anak lain. Bermain dengan mainannya sendiri merupakan tujuannya |
4 | Bermain Paralel | Bermain berdampingan atau berdekatan dengan anak lain menggunakan alat, tatapi bermain sendiri. Tidak menggunakan alat-alat bersama, hanya berdampingan dengan anak lain, tidak berdampingan dengannya. |
5 | Bermain Associative | Bermain dengan anak-anak lain dengan jenis permainan yang sama. Terjadi percakapan dan Tanya jawab serta saling meminjam alat permainan, tetapi tidak terlibat dalam kejasama, misalnya dalam kegiatan menggunting bentuk-bentuk gambar |
6 | Bermain Kooperatif (Group Play) | Bermain bersama melakukan suatu proyek bersama, misalnya dalam permainan drama, permainan konstruktif membangun dengan balok sebuah kota atau melakukan permainan bersama yang ada unsure kalah-menang, bermain di bak pasir atau bermain bola kaki yang sederhana, petak umpet, dll |
Tabel 2. Tabel tingkat perkembangan Bermain Sosial
Kegiatan bermain lembaga PAUD/RA/TK biasanya dilakukan di dalam ruang ataupun di luar ruangan. Pemilihan tempat kegiatan bermain ini tentu saja ditentukan oleh kompetensi apa yang ingin dicapai oleh anak. Tujuan pembelajaran ini tertuang dalam perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru. Sesuaikan dengan bidang pengembangan yang harus dicapai anak. Pembelajaran di tingkat Raudhatul Athfal, tentu saja dilakukan secara terpadu.
Rancangan kegiatan bermain yang dilakukan guru
- Menentukan Tujuan dan Tema Kegiatan Bermain
Tujuan kegiatan bermain bagi anak usia Taman Kanak-Kanak adalah untuk mengembangkan selutuh aspek perkembangan anak, baik motorik, kognitif, bahasa, kreativitas, emosi dan sosial. Dalam kegiatan bermain itu terlebih dahulu dikomunikasikan kepada anak dan diutarakan apa yang akan diperoleh dari kegiatan bermain tersebut dalam implementasi permainan bahasa yang dapat difahami oleh anak-anak. Setelah menentukan tujuan, sesuaikan dengan tema yang telah ditetapkan dan tertera dalam kurikulum. Dibawah ini terdapat contoh bagaimana menentukan tujuan dan tema.
Baca Juga : Permainan Dalam Pembelajaran Anak Usia Dini
Tujuan bermain: Setelah anak melakukan kegiatan bermain, anak dapat menguasai cara:
- Menghindari pertentangan
- Berbagi kesempatan atau giliran
- Menuntut hak dengan cara yang dapat diterima
- Mengkomunikasikan keinginan yang dapat diterima
- Menghargai hasil karya/usaha orang lain, dll
Tema Bermain: Sesuaikan dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam SKH, misalnya Tema Alat Komunikasi. Dilakukan permainan “pesan berantai” dengan cara berbisik, diadakan secara berkelompok dan mengandung unsur perlombaan.
- Menentukan Macam Kegiatan Bermain
Dalam menentukan jenis kegiatan bermain harus diperhatikan kemungkinan-kemungkinan yang akan menjadi hambatan dalam melakukan kegiatan. Kegiatan permainan sebaiknya merupakan permaianan yang mendidik atau lebih dikenal dengan “Edu Fun Game”. Permainan yang seru, menyenangkan, tetapi sarat dengan makna pendidikan dalam rangka membantu anak untuk mengembangkan berbagai jenis kecerdasannya. Jika permainan yang dilakukan tidak dapat mengoptimalkan seluruh bidang kecerdasan, guru dapat memfokuskan pada salah satu jenis kecerdasan apa yang ingin dicapai sebagai tujuan pembelajaran. Hal ini dapat menjadi dasar dalam pemilihan permainan. Permainan yang baik adalah permainan yang dapat mengakomodir seluruh bidang kecerdasan anak secara optimal. Waktu permainan juga perlu diperhatikan, agar dalam waktu yang cukup, dapat digunakan semaksimal mungkin dan dapat memberi kesempatan kepada seluruh anak untuk mengikuti kegiatan. Selama kegiatan permainan berlangsung, perlu diperhatikan keselamatan anak-anak. Aktivitas anak yang kadang tidak terkontrol oleh guru. Kecelakaan kecil mungkin saja terjadi apabila kegiatan permainan tersebut dilakukan penuh dengan kegiatan fisik.
- Menentukan Tempat dan dan Ruang Bermain.
Tempat bermain ditentukan di luar atau di dalam ruangan, tergantung fasilitas yang ada di sekolah, jenis permainan yang akan dilakukan, cuaca, dan tema serta tujuan kegiatan permainan tersebut. Dalam hal ini guru perlu menyiapkan kegiatan alternative apabila terjadi sesuatu yang diluar dugaan. Tanpa mengurangi tujuan pembelajaran yang ditetapkan, lakukan kegiatan permainan alternatif, sehingga kegiatan pembelajaran implementasi permainan tidak terhambat.
- Menentukan Bahan dan Peralatan Bermain.
Sebelum melakukan kegiatan bermain, berbagai bahan dan peralatan pendukung hendaknya dipersiapkan dengan seksama, karena implementasi permainan akan menentukan kelancaran kegiatan pembelajaran melalui permainan ini. Syarat utama bahan dan alat yang diguanakan adalah aman untuk dipegang, atau dimainkan oleh anak. Keselamatan anak adalah hal yang paling utama untuk diperhatikan.
- Menentukan Urutan Langkah Bermain
Urutan langkah permainan benar-benar dipahami oleh guru. Dalam membimbing anak bermain, komunikasikan terlebih dahulu peraturan yang harus ditaati oleh anak. Hargai pendapat anak apabila anak mengemukakan pendapat yang berhubungan dengan pelaksanaan permainan tersebut. Urutan langkah permainan ini terdapat dalam permainan yang sifatnya terpimpin, atau dibimbing langsung oleh guru. Sedangkan untuk permainan yang sifatnya bebas (anak menentukan sendiri permainannya) peraturan permainan berkisar pada waktu, mengingatkan untuk bias saling berbagi antar sesama teman, dsb. Perencanaan permainan juga harus memperhatikan kegiatan pra bermain, saat bermain dan kegiatan implementasi permainan
Metode pembelajaran melalui permainan memberikan dampak positif terhadap kecerdasan anak. Proses pembelajaran melalui permainan dalam mengoptimalkan kecerdasan anak perlu dikelola dengan sebaik baiknya. Misalnya:
- Perencanaan dilakukan jauh hari sebelum program tahun ajaran baru berjalan secara bersama-sama dengan pihak yang terkait.
- Kondisi kelas/lapangan/tempat dilaksanakannya permainan yang kondusif
- Kesiapan guru dalam memimpin dan memandu permainan harus benar-benar diperhatikan,
- Tujuan permainan harus difahami secara mendalam
- Merumuskan alternatif kegiatan pembelajaran jika terjadi hambatan dari berbagai pihak atau peristiwa yang tidak terduga.
- Persiapan alat bantu untuk mendukung permainan.
Pengelolaan metoda pembelajaran / implementasi permainan melalui permainan yang baik dapat meminimalisir hambatan-hambatan yang mungkin dihadapi pada saat pelaksanaan pembelajaran. Pengelolaan pembelajaran melalui permainan yang dimaksud adalah:
- Penentuan siapa pelaksana/yang memimpin pembelajaran
- Pengelolaan waktu permainan yang tepat
- Penggunaan alat bantu permainan yang tepat, mudah, murah, dan aman
- Penginformasian petunjuk permainan yang jelas pada anak-anak sesuai dengan pemahaman bahasa yang mereka miliki
- Penyiapan instrumen penilaian observasi yang dilakukan oleh guru pendamping, agar ketercapaian bidang pengembangan dapat langsung diamati dan dinilai sebagai bahan evaluasi.
Baca Juga : Konsep Permainan Untuk Anak Usia Dini